Selasa, 20 Maret 2012

TEORI ORGANISASI MODERN

Teori Organisasi Modern I. PENDAHULUAN Organisasi dan lingkungannya adalah saling tergantung, masing-masing tergantung pada yang lain sebagai sumber. Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan. Interaksi dinamis antar proses-proses, bagian-bagian dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain, dam dengan lingkungan merupakan inti pembahasan teori modern. Bab-bab sebelumnya membahas teori-teori dan cara-cara penyusunan organisasi tradisional. Seperti terlihat dalam kenyataan, pendekatan-pendekatan klasik ini masih banyak dijumpai dalam berbagai tipe organisasi. Tetapi, bagaimanapun juga, semua bidang masyarakat modern sedang mengalami suatu proses perubahan yang dramatik, terutama yang menyangkut organisasi-organisasi formal. Tidak semua cara-cara tradisional terus relevan dengan organisasi modern. II. PERMASALAHAN A. Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern? B. Pendekatan-pendekatan Manajemen? III. ISI A. Dasar Pemikiran Teori Organisasi Modern Teori organisasi dan manajemen modern dikembangkan sejak tahun 1950, walaupun beberapa tulisan telah di buat sebelumnya. Teori modern dalam banyak hal mendasar berbeda dengan teori klasik. Pertama : teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi. Teori modern, dengan tekanan pada perpaduan dan perancangan, menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh. Kedua : ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi, skalar dan vertical. Teori neoklasik, sebenarnya bukan teori, mengubah teori klasik dengan menekankan pentingnya aspek perilaku manusia dalam organisasi. Teori modern bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik dengan konsep-konsep yang lebih maju. Ini dilakukan dengan memandang organisasi sebagai suatu proses dinamis yang terjadi dengan dan dalam hal-hal yang umum, dikendalikan oleh struktur. Teori modern cenderung memandang organisasi sebagai sistem terbuka, dengan dasar analisa konseptual, dan didasarkan pada empiris, serta sifatnya sintesa dan integratif. Teori modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompleks, dinamis, multilevel, multidimensional, multivariable, dan probabilistik. Organisasi terdiri dari antar hubungan-hubungan dalam suatu sistem, organisasi terdiri atas tiga unsur, yakni : 1) Unsur struktur yang bersifat makro. 2) Unsur proses yang juga bersifat makro. 3) Unsur perilaku anggota organisasi yang bersifat mikro  Teori Sistem Umum. Teori sistem umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori sistem umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan prose-proses umum seluruh sistem sebagai titik awal. Ada beberapa tingkatan sistem yang harus diintegrasikan. Kenneth boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat sistem sebagai berikut : 1) Struktur statik. 2) Sistem dinamik sederhana. 3) Sistem sibernetik. 4) Sistem terbuka. 5) Sistem genetika sosial. 6) Sistem hewani. 7) Sistem manusiawi. 8) Sistem sosial. 9) Sistem transendental. Konsep ini menjadi dasar utama analisa organisasi dalam teori organisasi modern. Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori sistem umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi. Perbedaannya hanya teletak pada tingkatan yang dicakup dalam bahasannya. Teori sistem umum membicarakan setiap tingkatan sistem, sedangkan teori organisasi modern memusatkan diri terutama pada tingkatan organisasi manusia. Secara ringkas, kedua teori ini (teori organisasi modern dan teori sistem umum) mempelajari : 1. Bagian-bagian (individu-individu) dalam kesseluruhan dan pergerakan individu di dalam dan di luar sistem. 2. Interaksi individu-individu dengan lingkungan yang terjadi dalam sistem. 3. Interaksi di antara individu-individu dalam sistem. 4. Masalah-masalah pertumbuhan dan stabilitas sistem.  Teori Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi. Seperti sosiogi, teori administrasi, ekonomi, psikologi, dan banyak bidang-bidang lainnya. Teori modern berusaha untuk memberikan sintesa yang menyeluruh bagian-bagian yang berhubungan dengan semua bidang studi tersebut untuk mengembangkan suatu teori organisasi yang diterima umum. Hal ini sering disebut analisa sistem pada organisasi. Atas dasar uraian di atas, faktor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori organisasi lainnya adalah dasar konsepsional – analitisnya, ketergantungannya pada riset empirik dan di atas semuanya, sifat pemaduan dan pengintegrasiannya. Kualitas-kualitas ini merupakan kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu sistem. B. Pendekatan-pendekatan Manajemen. Berikut ini merupakan penjelasan akan pendekatan-pendekatan manajemen menurut referensi yang telah kami peroleh, yakni: 1. Pendekatan Proses. 2. Pendekatan keperilakuan . 3. Pendekatan kuantitatif. 4. Pendekatan Sistem. 5. Pendekatan Contingency (Situasional). 1. Pendekatan Proses Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional, atau klasik. Para pencetus pendekatan ini bermaksud untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi manajemen dan kemudian menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen. Dalam bukunya yang berjudul The Elements of Administration, Lyndall Urwick menyebutkan dua puluh sembilan prinsip, sedangkan Fayol mengemukakan empat belas prinsip. Prinsip-prinsip ini dinyatakan kedua tokoh ini hampir mencakup semua prinsip pendekatan klasik. Empat prinsip pendekatan proses klasik yang penting adalah: 1. Kesatuan Perintah, 2. Persamaan Wewenang dan Tanggung Jawab 3. Rentang Kendali yang Terbatas 4. Delegasi Pekerjaan-pekerjaan rutin. 2. Pendekatan Keperilakuan Pendekatan keperilakuan muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik. Pendekatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi (human relation approach), mengemukakah bahwa pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja, karena mengabaikan faktor perilaku masing-masing individu yang berbeda-beda dalam organisasi. Pendekatan keperilakuan menekankan pentingnya kooperasi dan moral karyawan. Pembahasan ‘sisi8 perilaku manusia” dalam manajemen ini secara sederhana menyatakan bahwa “memperlakukan karyawan lebih sebagai manusia (bukan mesin-mesin dalam proses produksi) akan memperbaiki moral mereka dan akan membuat karyawan bersedia bekerja sama dengan manajemen dalam pencapaian produktivitas operasi organisasi. 3. Pendekatan kuantitatif Pendekatan kuantitatif sering dinyatakan dengan istilah management science atau opertions research (OR). Pendekatan ini terutam memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses kuantitatif. Menurut pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dapat dirumuskan dan dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis, dan kemudian dianalisa serta dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik atau metoda kuantitatif untuk memperoleh hasil optimum. Pendekatan ini menganalisa masalah menajemen secara logic dan mengembangkan berbagai alternative keputusan pemecahannya. 4. Pendekatan Sistem Merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori sistem umum atau analisis sistem. Pendekatan sistem terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas. 5. Pendekatan Situasional Pendekatan Situasional muncul Karena ketidakpuasan atas tanggapan keuniversalan dan kebutuhan memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Pendekatan ini menggunakan hubungan-hubungan fungsional “bila- maka” (if – then). Dimana “bila” menunjukkan variable-variabel lingkungan dan “maka” terdiri atas konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, yang mengarahkan ke pencapaian tujuan organisasi. Ada tiga komponen pokok dalam kerangka konseptual untuk pendekatan situasional : lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen dan hubungan kontingensi antara keduanya. IV. KESIMPULAN Dari uraian-uraian di atas dapat kami simpulkan bahwa pada tahun 1950 telah dikembangkannya teori organisasi modern yang bisa disebut sebagai teori organisasi dan manajemen umum yang memadukan teori klasik dengan konsep-konsep yang lebih maju, Teori modern cenderung memandang organisasi sebagai sistem terbuka, dengan dasar analisa konseptual, dan didasarkan pada empiris, serta sifatnya sintesa dan integratif. Dalam teori organisasi modern ini terdapat beberapa teori, yakni teori sistem umum yang merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah umum organisasi, dan teori organisasi dalam suatu kerangka sistem. Perkembangan teori organisasi yang telah kita bahas di depan, memberikan dasar munculnya berbagai pendekatan manajemen yang berbeda-beda. Berikut ini sebagai rangkuman, akan pendekatan-pendekatan manajemen yang telah kami paparkan tadi, yakni pendekatan-pendekatan proses, perilaku, kuantitatif, sistem dan situasional. V. PENUTUP Alhamdulillah, akhirnya makalah ini bisa kami selesaikan. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami sudah berusaha semaksimal mungkin dalam pencarian materi dan dalam penyampaiannya. Oleh karenanya kritik atau saran yang bersifat membangun sangat kami butuhkan guna mencapai kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan ilmu akan penjelasan-penjelasan teori organisasi modern dan semoga saja kita semua bisa menerapkan teori ini dlam masa depan kita semua. Aamiin. DAFTAR PUSTAKA  http://damasandhika.blogspot.com/2011/02/bab-iv-teori-organisasi-modern.html  http://elqorni.wordpress.com/2009/04/01/resume-teori-organisasi/  http://hardiaputra.blogspot.com/2008/03/teori-organisasi-klasik.html  Reksohadiprodjo, Sukanto. 1992. Organisasi Perusahaan. Yogyakarta: BPFE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar